Rabu, 15 Desember 2010

Cabe Gendot Penghangat Suasana

Sayur ini terbilang unik, rasanya pedas menggigit cocok sekali buat mereka yang memang penggila rasa pedas. Sangat pas dinikmati untuk makan siang ataupun malam, dengan udara Lembang yang dingin. Huah..huah!

Mencicipi kuliner di kota Bandung dan sekitarnya seolah tidak pernah ada habisnya. Selalu ada rumah makan, resto, cafe baru bermunculan dan sama-sama menawarkan menu unggulan yang patut dicoba. Seorang kawan merekomendasi sebuah rumah makan Sunda di kawasan Lembang yang terkenal dengan menu sayur cabe gendot yang menggoyang lidah karena rasanya pedas.

Udara dingin Lembang mendorong kami untuk segera memesan menu, yaitu nasi liwet castrol, sayur cabe gendot, ayam ngumpet dan sate goreng. Menu-menu tersebut memang menjadi andalan seperti yang disampaikan pemiliknya kakak beradik , Suharna Suriapranata dan Sumarna Suriapranata.

Sambil menunggu makanan datang, mata disegarkan oleh rimbunnya pepohonan di taman luas yang tertata rapi dan pemandangan bukit-bukit hijau di kejauhan, karena rumah makan ini berada di atas jalan Raya Lembang. Hanya menunggu 30 menit, dua pelayan rumah makan dengan sigap menata makanan yang masih mengepul di meja di hadapan kami.

Sayur cabe gendot disajikan dalam kuah santan tipis, utuh dengan tangkainya. Warna hijau segar cabe sudah berubah menjadi pucat, tetapi soal rasa bagi penggemar pedas memang patut mencobanya. Rasa pedas cabe yang sudah dibuang bijinya itu dipadu dengan rasa santan yang gurih saat bertemu nasi hangat menimbulkan sensasi suara, "huah..huah..", karena itu, pemilik rumah makan memberi nama rumah makan D'SeuHAH Da Lada (Pedas karena Cabai).

Sedangkan untuk menu sate goreng disajikan di atas hot plate, tidak seperti sate yang kami bayangkan potongan daging ukuran dadu tidak dibakar, namun digoreng dengan bumbu tertentu. Ternyata menu yang dimaksud adalah potongan iga sapi yang dimasak dengan kuah barbeque hingga berwarna kecoklatan kemudian ditaburi wijen.

Daging iga yang berwarna kecoklatan karena digoreng dahulu sebelumnya tetap terasa empuk dilidah. Dipadu dengan rasa manis dan asam bumbu barbeque dan saut tomat harus cepat-cepat disantap di tengah udara dingin Lembang. Menu andalan berikutnya ayam ngumpet yang sesungguhnya tidak berbeda jauh dengan menu ayam tangkap khas Aceh. Potongan-potongan kecil ayam kampung yang sudah diungkep dengan bumbu kuning dan digoreng di tata di atas piring besar kemudian disiram daun pandan, daun jeruk, dan batang combrang yang dibumbui sisa kuah hasil ungkepan ayam yang telah digoreng hingga garing.

Ada sensasi tersendiri saat kami berebut mengais-kais dedaunan yang menutupi potongan-potongan kecil ayam goreng kampung ini, kadang malah kebagian potongan kecombrang yang tetap lezat disantap karena rasanya yang crispy! Seperti rumah makan khas Sunda lain, rumah makan ini menyediakan nasi timbel, gurame goreng terbang, pepes-pepesan, karedok, jeroan goreng, picung, oseng oncom dan sebagainya.

Sedangkan untuk minuman, boleh dicoba ice cream rasa sayuran, sperti ice cream wortel mint, ice cream tomat bluebberry yang langsung diolah di tempat dari mesin pembuat ice cream. Bagi yang mengutamakan kesehatan boleh dicoba berbagai juice terapi berupa campuran berbagai buah-buahan yang merupakan ramuan pemilik restoran, yakni jus Sangkuriang, jus Hariring Kuring, jus Mega Lembang, Tepang Sono atau bandrek dan bajigur bisa menjadi pilihan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar